Oh Kasih Engkau adalah Sebuah Menara Kekuatan
“Oh, kasih! Engkau adalah sebuah menara kekuatan! Aku tak tahu apa yang harus aku...
“Oh, kasih! Engkau adalah sebuah menara kekuatan! Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan hari ini tanpamu. Aku harus mandi dalam kobaran api. Dan aku merasa sangat terlindungi dan terjaga.”.
– Kahlil Gibran –
Cinta adalah racun yang mematikan yang dipatukan ular hitam berbisa, dengan gerak pelan sekali dari gua-gua neraka. Racun tampak segar laksana embun. Jiwa-jiwa kehausan melahapnya dengan tidak sabar; namun setelah itu jiwa-jiwa itu akan keracunan, sakit dan mati. Kematian yang perlahan-lahan.
– Kahlil Gibran –
Jiwa gelisah menjadi tentram karena cinta. Orang asing berubah menjadi kawan karena cinta. Ia yang jauh mendekat karena cinta. Sungguh, apa yang dapat anda peroleh dengan cinta. Hati sekeras apapun dapat meleleh karena cinta. Berikan cinta. Sebarkan cinta. Hiduplah dalam cinta.
– Kahlil Gibran –
Andai kata tidak tampak dan tidak terdengar, cahaya dan suara tidak punya arti apa-apa, selain berupa kekaburan dan getaran di angkasa. Demikian pula, cinta, apabila tak terasa dalam hati, yang ada hanya debu yang tertiup dan terberai oleh angin.
– Kahlil Gibran –
Oh, kekasih, jangan takut kepada cinta teman hatiku kita harus menyerah kepada cinta meskipun yang ia bawa berupa rasa pedih, rasa tersingkir, rasa rindu, dan meskipun banyak keheranan dan kebingungan yang dibawanya.
– Kahlil Gibran –
Orang-orang berkata, jika ada yang dapat memahami dirinya sendiri, ia akan dapat memahami semua orang. Tapi aku berkata, jika ada yang mencintai orang lain, ia dapat mempelajari sesuatu tentang dirinya sendiri.
– Kahlil Gibran –
Keabadian tak menyimpan apa-apa kecuali cinta, karena cinta adalah keabadian itu sendiri.
– Kahlil Gibran –
Cinta tiada berkeinginan selain mewujudkan maknanya. Namun, jika engkau mencintai disertai beberapa keinginan, wujudkanlah ia menjadi keinginanmu, yakin; meluluhkan diri, mengalir bagaikan sungai yang menyanyikan lagu persembahan malam, mengenali pedihnya kemesraan yang terlalu dalam, merasakan luka akibat pengertianmu sendiri tentang cinta, meneteskan darah sukarela dan sukacita, serta terjaga di fajar subuh dengan hati seringan awan.
– Kahlil Gibran –